Assalamu'alaikum wr. wb...
Pendidikan secara umum ialah segala sesuatu yang mempunyai
pengaruh dalam pembentukan jasmani, akal, dan akhlak seseorang sejak dilahirkan
hingga dia mati. Pendidikan dengan pengertian ini meliputi semua sarana, baik
disengaja seperti pendidikan di lingkungan keluarga (rumah), pendidikan
sekolah, atau yang tidak disengaja seperti pendidikan yang datang kebetulan
dari pengaruh lingkungan sosial kemasyarakatan yang bersifat alamiah.
Pendidikan dalam Islam adalah sumber kekuatan yang harus dimiliki oleh setiap
umat manusia agar mereka tidak tersesat terhadap apa yang mereka tidak ketahui
dalam bidang agama, apalagi saat ini banyak sekali firqah-firqah yang ikut
menyemarakkan jalannya jama’atul muslimin. Al-Qur’an adalah pedoman dan
petunjuk bagi manusia, memberi berbagai contoh yang harusnya sudah bisa
menjawab berbagai permasalahan pendidikan yang menjangkiti umat pada zaman ini,
seperti pendidikan akhlaq dan ibadah. Luqman adalah nama hamba yang Allah
jadikan namanya menjadi nama di salah satu surat di Al-Qur’an karena sifat
beliau yang amat bijak dan takwa yang dimilikinya serta bagaimana beliau
mendidik sifat anaknya agar menjadi pribadi muslim yang setia kepada Allah.
Seperti yang dijelaskan dalam suatu riwayat, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya
Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi
Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat
itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as. Luqman dijuluki sebagai Ahlul
hikmah, mungkin kita sudah sering mendengar hikmah, namun pada kenyataannya
kita sering meleset akan arti hikmah tersebut. Hikmah adalah kemampuan
memecahkan masalah dan mampu mencari solusi yang terbaik dari suatu masalah,
sehingga hasil dari hikmah itu adalah kemaslahatan bagi orang tersebut. Syarat
yang harus dimiliki oleh ahlul hikmah adalah kuatnya ibadah kepada Allah serta
ilmu yang tinggi.
Keutamaan Luqman adalah beliau menggabungkan hikmah dan syukur
menjadi karakter pendidik yang unggul, mudah saja bagi orang berhikmah mencari
jalan keluar terbaik. Syukur merupakan perilaku yang senantiasa meningkatkan
kapasitas diri ketika nikmat di beri atasnya dan akan terus meningkatkan
kapasitasnya dalam segi ibadah maupun muamalah ketika nikmat itu di tambah oleh
Allah.
Luqman dalam mendidik anak-anaknya mengutamakan pendidikan
aqidah, di mana itulah penyelamat anak-anaknya ketika suatu tidak dapat
menolongnya selain pertolongan Allah dikarenakan sangat sayang kepada
hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, seperti itulah tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya dalam Islam. Luqman harus dijadikan contoh yang baik dan kita juga bisa
mengetahui bagaimana anak yang dicintai Allah. Pesan Luqman terhadap
anak-anaknya dalam surat Luqman ayat 13,
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah sangatlah murka kepada
hamba-hamba-Nya apabila seorang manusia berbuat zhalim seperti syirik, yaitu
menempatkan sifat ketuhanan Allah bukan pada tempatnya, manusia menyembah
kepada selain Allah.
Ma’asyral muslimin, rahima kumullah… Luqman juga berpesan kepada
anak-anaknya tentang keutamaan berbakti seorang anak karena kesusahan ayah dan
ibunya saat anak masih dalam kandungan, terlebih ibu yang susah yang
bertambah-tambah.
Di jelaskan dalam sebuah hadis:
“Ridha Allah bergantung pada ridha kedua orang tua, dan murka
Allah bergantung pada murka kedua orang tua” (HR. Thabrani)
Jadi, kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang
tua sangatlah besar. Namun jika orang tua mengajak kepada kemaksiatan maka kita
tidak boleh mengikuti, tapi kita tetap berkewajiban menghormati keduanya.
Seperti kisah nabi Ibrahim ketika menasihati ayahnya yang pembuat patung
penyembahan, beliau tidak mengikuti ayahnya. Nabi Allah, Ibrahim tetap bersikap
seperti layaknya seorang anak kepada orang tuanya. Itulah sikap yang patut kita
contoh. Ingatlah! Segala perbuatan akan kita diminta pertanggungjawaban. Jika
kita melakukan kebajikan sebesar biji zarah, maka Allah akan membalasnya,
begitupun jika mungkar yang kita perbuat, maka keburukan yang akan kita dapat.
Dalam surat Luqman ayat 16, Allah berfirman:
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji zarah, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha Mengetahui”.
Dalam ayat ini terdapat konsep keimanan pada hari akhir. Dari
konsep tersebut butuh dua pemahaman untuk menjalankannya dengan baik. Pertama
adalah Ihsan, yaitu sikap muraqabatullah di mana manusia itu berada, maka Allah
akan mengetahui apa yang dia lakukan maupun niat yang ada dalam hatinya. Kedua
adalah tanggung jawab Ilahiyah, di mana seseorang harus bertanggung jawab akan
tindakannya selama di dunia.
Ma'asyral muslimin, rahima kumullah… Orang-orang yang takut akan
Allah, mengerjakan apa yang diridhai dan meninggalkan apa yang dimurka. Mereka
akan mendapat balasan syurga di sisinya. Seperti dalam surah Luqman ayat 8,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, mereka akan beroleh Syurga yang penuh dengan berbagai nikmat”.
Tanda perilaku seorang muslim yaitu apabila ia berkata maka
kata-kata yang keluar adalah yang baik lagi menyejukkan. Allah sangat murka
terhadap hamba orang yang sombong. Sikap sombong adalah merendahkan orang lain
dan tidak mau mendengarkan kebenaran. Alangkah kasian orang tersebut karena
Allah akan mangazabnya dengan siksa yang amat pedih. Pesan Luqman kepada
kita terdapat dalam ayat ke 18,
“Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
Ma’asyral muslimin, rahima kumullah… Adapun kesimpulan yang
dapat kita ambil yaitu:
Satu: Jangan mempersekutukan
Allah. Ini merupakan pelajaran aqidah yang paling mendasar yang mesti diberikan
kepada anak sejak dini.
Dua: Berbakti pada
kedua orang tua. Orang tua sebagai faktor lahirnya anak ke muka bumi.
Tiga: Mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar karena setiap perbuatan akan diminta pertanggung
jawabannya.
Empat: Jangan berlaku
sombong. Nasehat ini sangat berharga bagi anak-anak sebagai bekal dalam
pergaulan di tengah-tengah masyarakat.
Lima: Tidak mengikuti ajaran
orang tua yang sesat. Yaitu ajakan untuk mengikuti agama mereka yang tidak
diridhlai oleh Allah Azza wa Jalla.
Enam: Orang yang
melakukan amar ma’ruf akan diberi syurga, yang meninggalkan apa yang disuruh
maka akan mendapat siksa yang amat pedih.
Tujuh: Menjadikan kisah
Luqman sebagai pelajaran hidup yang berharga, baik kita diposisi orang tua atau
sebagai anak.
Semoga bermanfaat untuk kita semua, jangan lupa untuk diamalkan
:)
Wassalam...